Mesin Rotary ( Rotary Engine)
Kali ini kita akan membahas teknologi mesin yang dapat dibilang tidak umum kita temukan pada kendaraan yang beredar di sekitar kita, yaitu Mesin Rotary atau disebut Mesin Wankel.
Mesin rotary itu sendiri adalah sebuah mesin hasil inovasi dari seorang ahli mesin jerman yang bernama Felix Wankel. Dia memulai penelitiannya pada awal tahun 1950an di NSU Motorenwerke AG (NSU) dan prototypenya yang bisa bekerja pada tahun 1957.
NSU selanjutnya melisensikan konsepnya kepada beberapa perusahaan lain di seantero dunia untuk memperbaiki konsepnya. Karena mesin rotary (wankel) ini sangat kompak dan ringan, mesin ini banyak digunakan pada berbagai kendaraan mobil balap seperti Mazda RX-7 dan Mazda RX-8 (https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_wankel).
Salah satu produsen yang masih mempertahankan penggunan mesin ini pada line up kendaraan mereka adalah Mazda. Mesin ini merupakan mesin yang efisien dalam bentuk serta memiliki tenaga dan torsi yang besar, namun memiliki efek samping yaitu boros bahan bakar dan emisi gas buang yang cukup tinggi.
Para insinyur Mazda sedang berusaha keras untuk mengembangkan mesin rotary ini agar menjadi lebih efisien dan memiliki tenaga yang lebih besar seperti mesin rotary pada Mazda RX-7 yang memiliki tenaga sangat besar pada kelasnya, sekitar 280 HP dengan kapasitas mesin yang hanya 1.300 CC untuk tipe mesin 13B dengan rotor kembar.
Mesin Rotary 13B (https://www.jdmracingmotors.com/jdm-engines/29/mazda/-JDM-RX-7-&-RX-8-13B-FC-&-FD-Turbo-/-Twin-Turbo-/-Non-Turbo-Engine%28s%29
Sejarah Mesin Rotary
Mesin Rotary Generasi I
Pada November 1959, NSU secara resmi mengumumkan selesainya mesin rotary Wankel. Sekitar 100 perusahaan di seluruh dunia bergegas untuk mengusulkan rencana untuk tie - up (Mazda). Presiden Mazda pada saat itu, Tsuneji Matsuda segera melakukan negosiasi dengan pihak NSU melihat potensi yang terdapat pada mesin rotary tersebut.
April 1961 kontrak perjanjian telah di sahkan oleh pemerintah Jepang, dan NSU segera membuat tim di dalam Mazda untuk menginovasi kembali mesin tersebut. Masalah yang dihadapi dari mesin tersebut adalah adanya jejak goresan pada rumah rotary yang menyebabkan menurunnya ketahanan blok rumah rotary.
Dengan adanya masalah tersebut maka pihak perusahaan Mazda membuat sebuah prototype sendiri dan juga pula membuat divisi khusus untuk mesin ini yang diberi nama divisi RE (Rotary Engine) yang diketuai oleh Mr. Kenichi Yamamoto serta 47 ahli mesin lainnya. Divisi tersebut menemukan bahwa penyebab adanya bekas goresan pada rumah rotary diakibatkan karena adanya frekuensi alamiah dari rotor tersebut yang menyebabkan terjadinya goresan.
Untuk menghilangkan frekuensi tersebut divisi RE melakukan tindakan untuk membuat lubang pada ujung rotor, alhasil frekuensi alamiah rotor pun hilang dan bekas goresan pun hilang. Namun belum selesai masalah, divisi RE dihadapkan dengan masalah kebocoran oli pada seal rotor, akhirnya perusahaan Mazda bekerjasama dengan Nippon piston ring dan Nippon oil seal untuk membuat mesin ini dapat berjalan sempurna. Dengan ini divisi RE telah berhasil membuat mesin rotary dengan satu rotor.
Mesin Rotary dengan multi rotor
Setelah berhasil mengatasi masalah pada mesin rotary, pada tahun 1960 divisi RE tetap melakukan penelitiannya terhadap masalah mudah matinya mesin pada putaran rendah serta torsi dan juga tidak stabil. Akibat hal itu, divisi RE melakukan penelitian terhadap 3 buah subjek yakni, mesin rotary 2 rotor, mesin rotary 3 rotor, dan mesin rotary 4 rotor.
Mei 1967, mesin rotary dengan rotor kembar diproduksi massal oleh perusahaan Mazda untuk mobil sport Cosmo dengan kode mesin 10A yang memiliki kapasitas kurang lebih mendekati 1000 CC yang bertenaga 110 HP. Mesin tersebut setara dengan mesin 6 silinder segaris yang mana mesin dengan type tersebut membutuhkan kapasitas kurang lebih 3000 CC. Perusahaan Mazda juga membuat sebuah mobil super sport yang bernama R16 dengan mesin rotary berotor 4 yang setara dengan mesin 12 silinder segaris.
Setelah itu Mazda kembali mengembangkan kembali mesin pada persoalan emisi gas buang. Akhirnya dengan nama project phoenix perusahaan Mazda berhasil mengembangkan mesin rotary rendah emisi gas buang yang diberi kode 13B dimana mesin ini memiliki emisi rendah gas buang dan juga irit bahan bakar dibandingkan mesin terdahulu yang dipasangkan pada RX-7 generasi pertama, kemudian Mazda menambahkan turbocharger pada mobil tersebut guna meningkatkan torsi pada putaran rendah.
Lalu Mazda kembali melakukan modifikasi hingga mencapai kode mesin 13B-REW untuk 2 rotor dan 20B-REW untuk 3 rotor dimana pada mesin tersebut ditambahkan electronic controlling fuel injection guna meningkatkan performa dan konsumsi bahan bakar.
Mazda RX-7 berhasil mendapatkan tenaga sebesar 280 HP untuk mesin 13B-REW yang mana merupakan mobil dengan tenaga terbesar di Jepang pada tahun tersebut. Dan juga mesin 20B-REW yang merupakan mesin dengan tingkatan mesin balap sesungguhnya karena hampir mendekati kemampuan mesin dengan silinder 12 buah.
Mazda juga membuat mobil dengan nama 787B yang menjuarai race di sirkuit Le Mans Perancis, ini membuktikan bahwa mesin rotary merupakan mesin yang tangguh. Kelebihan dari mesin ini adalah torsi yang besar pada putaran tinggi, tenaga yang besar, serta ukuran mesin yang relatif lebih ramping. Namun disamping itu mesin ini memiliki beberapa kekurangan yaitu boros bahan bakar dan emisi gas buang yang cukup tinggi untuk standar emisi sekarang yang berlaku di seluruh dunia.
Sumber :
http://hinotamashi-alfandy-ug.tumblr.com/RotaryEngine.html
http://www.mazda.com/mazdaspirit/rotary/story/index.html
http://www.mazda.com/mazdaspirit/rotary/story/p2.html
http://www.mazda.com/mazdaspirit/rotary/story/p3.html
http://www.mazda.com/mazdaspirit/rotary/story/p4.html
http://www.mazda.com/mazdaspirit/rotary/story/p5.html
http://www.mazda.com/mazdaspirit/rotary/story/p6.html
http://www.mazda.com/mazdaspirit/rotary/story/p7.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar